REPUBLIKA.CO.ID, ANDHRA PRADESH -- Gelombang panas yang melanda India, dikabarkan telah menewaskan 1.826 orang. Pejabat meteorologi India memprediksi gelombang panas akan terus berlanjut selama setidaknya dalam dua hari kedepan
Mayoritas korban tewas diduga akibat dehidrasi dan stroke panas. Seperti yang terjadi di Andhra Pradesh dan Telangana di Selatan India, dimana dikabarkan 100 orang tewas karena suhu di wilayah itu mencapai 43 derajat Celcius atau 109 derajat Fahrenheit. Gelombang panas yang menyebabkan sumber air mengering, juga membuat tanaman dan hewan mati.
"Orang di seluruh India yang melaporkan tanaman hangus dan mati satwa liar," kata pejabat setempat seperti dikutip dari thestar.com.
Masyarakat India melakukan apa pun yang mereka bisa untuk mengalahkan panas seperti berpindah ke temoat tinggal yang teduh, terjun ke sungai, dan minum butter milk, jus bawang dan banyak air. Korban terbanyak dari gelombang panas ini, berasal dari kalangan masyarakat miskin.
Layanan ramalan cuaca AccuWeather memperingatkan kondisi kekeringan berkepanjangan kemungkinan akan berlanjut, karena musim angin topan yg lebih aktif di atas Samudra Pasifik, membuat wilayah India belum bisa merasakan hujan.
"Sementara akan ada beberapa hujan pada daerah, pola bisa berkembang menjadi kekeringan yang signifikan dan berdampak negatif pertanian dari India tengah banyak dari Pakistan," kata meteorologi senior dari AccuWeather, Jason Nicholls.