REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Kaum wanita di Arab Saudi ternyata tidak memiliki kemauan untuk berhenti merokok.
Arab Saudi telah menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan kebiasaan merokok di kalangan wanita. Peringkat pertama wanita merokok adalah negara Prancis, Amerika Serikat, Italia, dan Afrika Selatan.
“Tingkat merokok di kalangan wanita Saudi meningkat tujuh persen pada awal tahun 2014,” ujar juru bicara Asosiasi Anti-Merokok Arab Saudi Sulaiman Al-Sabi dilansir dari Onislam.net Sabtu (30/5).
Pada tahun 2010, wanita perokok di Saudi masih sekitar 4-5 persen. Namun, melonjak di awal tahun 2014 hingga sekarang. Usia wanita merokok berkisar 30-40 tahun, laki-laki mengenal rokok sejak usia mereka 10 tahun, namun hal ini seakan sudah dikatakan wajar jika laki-laki yang memegang rokok, dan menjadi hal yang tabu saat wanita yang melakukannya.
“Presentase terbesar perokok wanita adalah daerah perkotaan, seperti Riyadh, Jeddah, dan Alkhobar.” ujar Sulaiman.
Sulaiman juga menjelaskan jika konsumsi rokok perkapita setiap negara mengimpor 55.992 ton tembakau dan molase. Kerajaan Saudi menduduki peringkat 23 sebagai pengimpor tembakau. Sedangkan negara-negara teluk merekam, sekitar 30 ribu kematian pertahun yang disebabkan oleh kecanduan rokok.
Rokok bagi perempuan Saudi, ujarnya, telah menjadi semacam gaya hidup, seperti layaknya fesyen.
“Di kalangan wanita, seolah sudah menjadi kebiasaan sosial,” ujarnya.
Dr. Mons Al- Sawwaf kepala Departemen Psikiatri Rumah Sakit Raja Fahd di Jeddah dan ahli pengobatan kecanduan internasional PBB mengatakan, fenomena wanita merokok ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan sudah menjadi hal yang wajar dilakukan kalangan wanita di permukaan umum, seperti halnya laki-laki merokok.
“Wanita percaya dengan merokok itu meyatakan dirinya bebas,” ujar Mona.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
