Sabtu 30 May 2015 08:23 WIB

Restoran Muslim di Malaysia Tertekan Operasi Pajak

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Sharin low pemilik restoran halal di johor
Foto: nst.com
Sharin low pemilik restoran halal di johor

REPUBLIKA.CO.ID,PETALING JAYA -- Para pemilik restoran Muslim mengaku keberatan dengan langkah otoritas setempat untuk melakukan pemeriksaan pada Pajak Barang dan Jasa (GST).

"Sejak pelaksanaan GST, banyak restoran telah kehilangan hingga 30% dari pelanggan mereka. Salah satu alasan adalah pemeriksaan yang melibatkan kunjungan dari aparat penegak dalam kelompok besar," ujar Presiden Asosiasi Restoran Muslim Malaysia Noorul Hassan Saul Hameed, dilansir dari The Star Online, Sabtu (30/5).

 

Hassan menambahkan, pelanggan menjadi bertanya-tanya apa yang terjadi. Seakan-akan, ujarnya, pemeriksaan yang kerap terjadi dari pihak Kementerian Perdagangan membuat pemilik restoran halal banyak membuat kesalahan.

"Kami bukan penjahat. Jika ada sesuatu yang salah dalam cara kami melakukan hal-hal, saya yakin restoran bersedia untuk mendengarkan saran dan dibimbing," ujarnya.

Menurutnya, pemilik restoran telah menghabiskan antara 10 ribu sampai 20 ribu ringgit Malaysia atau sekitar Rp 36 juta hingga Rp 72 juta untuk meng-upgrade sistem mereka mengikuti GST.

Noorul Hassan mengatakan, restoran nasi kandar sering menjadi sasaran tim GST. Mereka, ujarnya, menunjukkan seolah-olah pemilik restoran menjadi penyebab di balik kenaikan harga.

"Bagaimana bisa harga barang lebih murah? Kami juga konsumen. Kami membayar GST untuk ikan, sayuran dan bahan-bahan lainnya. Kemudian mereka mengatakan kami menjual makanan dengan harga yang tinggi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement