REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Masyarakat Lintas Agama Bosnia bersiap untuk menyambut kedatangan pemimpin Katolik Paus Fransiskus dalam peringatan 20 tahun konflik berdarah di Bosnia. Negara tersebut diketahui pernah terjadi konflik politik, etnis dan agama yang terjadi pada 1992-1995 silam. Yang mana konflik tersebut menelan hingga 200.000 jiwa.
Sseorang analis di Friedrich Ebert Foundation Banja Luka Tanja Topik mengatakan segenap kelompok etnis dan kalangan lintas agama sangbat menyambut terbuka dengan rencana kedatangan Paus Francis. Sebab, kunjungan ini kata Tanja merupakan salah satu komitmen perdamaian dan toleransi atas keberagaman yang ada di dunia.
"Warga dari semua kelompok etnis secara terbuka mengungkapkan kegembiraan tentang kunjungannya, Hal ini tentu berkaitan dengan pesan Paus tentang perlunya perdamaian, persatuan dan toleransi bahwa ia telah mengirimkan sejak ia terpilih,” kata Tanja, dikutip dari Onislam, Ahad (31/5).
Rencananya Paus Francis akan berkunjung ke Sarajevo pada 6 Juni mendatang. Ini merupakan kunjungan negara ke 11 yang dilakukan oleh Paus Francis sejak dirinya diangkat sejak dua tahun silam.
Anggota paduan suara multi-etnis Zejfa Ahmetovic mengatakan, sudah mempersiapkan resepsi penyambutan Paus kelahiran Argentina itu dengan melibatkan 220 anak berusia 5-7 tahun. Sementara Salim Hajderovac, seorang pemahat kayu Muslim dari Kota Zavidovici menyebut sudah mempersiapkan kursi khusus untuk Paus saat upacara penyambutan nanti.
"Saya tidak bisa memberitahu Anda betapa kunjungan (Paus Francis) ini sangat berarti bagi saya dan negara saya," kata Salim. Ia juga menunjukkan kursi karyanya yang sangat mengesankan tersebut kepada wartawan. Kursi tersebut terbuat dari kayu kenari yang diukir dengan motif senjata dan lambang suci Katolik Bosnia.
Bosnia seperti diketahui adalah sebuah negara kecil di Semenanjung Balkan penduduknya berama etnis. 40 persen warga Bosnia memeluk Agama Islam, 31 persen Kristen Ortodk, dan 10 persen adalah Katolik.