REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Rentetan kekerasan mematikan terjadi pascapelantikan Presiden baru Nigeria Muhammadu Buhari, Jumat (29/5) lalu. Selama kampanyenya, Buhari telah menjanjikan untuk menindak keras kelompok militan Boko Haram, yang kerap meresahkan warga di negara tersebut.
Pada Sabtu (30/5), sehari setelah pelantikan Buhari, dua insiden kekerasan terjadi di kota Maiduguri, Nigeria. Insiden pertama merupakan serangan granat berpeluncur roket yang meledakkan sejumlah rumah warga.
Kemudian disusul ledakan pembom bunuh diri yang menghancurkan masjid di sebuah pasar di Maiduguri. Kedua insiden tersebut menewaskan sekitar 30 orang.
Salah seorang pedagang di pasar tersebut, Ali Bakomi mengatakan, pelaku pemboman masjid berpura-pura sebagai pedagang keliling yang mendorong gerobaknya sebelum meledakkan diri. Insiden menewaskan sekitar 16 orang termasuk pelaku.
Gubernur Negara Bagian Borno, Kashim Shettima yang datang ke lokasi kejadian mengatakan, melihat salah satu dinding telah berubah menjadi puing. Ia juga melihat dinding lain yang berlumuran darah korban.
Dilansir Aljazirah Ahad (31/5), Kepala Polisi Borno Aderemi Opadokun mengatakan, pembom meledakkan dirinya di dalam Masjid Alhaji Haruna. Masjid tersebut terletak di sebelah Pasar Senin.
Sebelumya, granat berpeluncur roket menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai banyak warga lainnya. Seorang warga Idrissa Mandara mengatakan, serangan granat berpeluncur roket kerap terjadi di kota tempat kelahiran Boko Haram tersebut.
Militer Nigeria mengatakan, kekuatan tempur utama Boko Haram telah terjebak di wilayah Hutan Sambisa. Namun para pemberontak kerap menyerang Maiduguri yang berada 200 kilometer dari persembunyian mereka.
Pada pelantikannya Jumat lalu, Buhari menegaskan kembali komitmennya untuk menghancurkan ekstremis Boko Haram. Buhari mengatakan, ia akan memindahkan kantor pusatnya dari Abuja ke Maiduguri. Ini dilakukan untuk mempertegas perangnya melawan Boko Haram.