REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari 6.400 warga telah tewas di kawasan konflik Ukraina. Sementara jutaan lainnya harus hidup dalam kondisi menyedihkan akibat perang.
Di antara korban konflik yang dimulai pada pertengahan April 2014 itu adalah 626 perempuan dan anak-anak. Selain itu, perang di wilayah yang sama juga menyebabkan hampir 16.000 warga terluka.
"Ini adalah angka perkiraan yang disimpulkan secara hati-hati. Jumlah sebenarnya di lapangan bisa jadi jauh lebih tinggi," tulis kantor PBB untuk urusan hak asasi manusia dalam pernyataan resmi, Senin (1/6).
PBB memperkirakan bahwa lima juta warga terpaksa bertahan hidup menderita akibat konflik di wilayah timur Ukraina, termasuk sekitar 1,2 juta orang yang terpaksa mengungsi dari rumah.
"Meski jumlah titik pertempuran telah turun, warga sipil terus menjadi korban," kata Zeid Ra'ad Al Hussein dari Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.
Laporan PBB menyatakan bahwa warga sipil yang tinggal di area penguasaan kelompok bersenjata terus mengalami "pembunuhan dan penyiksaan."
Mereka juga harus menjalani "kerja paksa" dan perampokan.
PBB mencatat bahwa meski kedua pihak yang berkonflik telah menandatangani gencatan senjata, pertempuran di sejumlah titik terus terjadi antara pihak tentara Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia.