Selasa 02 Jun 2015 07:25 WIB

Obama Menyerukan Myanmar Akhiri Diskriminasi Rohingya

Rep: Gita Amanda/ Red: Satya Festiani
Pengungsi Rohingya
Foto: Youtube
Pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, Myanmar harus serius dalam menangani masalah memperlakukan orang-orang Rohingya. Menurutnya ini perlu dilakukan jika Myanmar ingin berhasil dalam transisi ke demokrasi.

Dilansir Aljazirah Senin (1/6), dalam pertemuannya dengan sekelompok pemuda Asia di Gedung Putih Obama mengatakan AS akan fokus pada masalah Rohingya. Menurut Obama pemerintah Myanmar harus serius menangani masalah yang berujung pada perdagangan manusia atau migrasi hingga terlantar di lautan.

Selama ini pemerintah Myanmar tak mengakui keberadaan warga Rohingya, mereka bersalah Rohingya sebenarnya adalah warga Bangladesh. Sementara Bangladesh juga tak mau mengakui Rohingya sebagai warga negara.

Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk penduduk, migrasi dan pengungsi Anne Richard mengatakan jawaban dari masalah Rohingya adalah perdamaian dan stabilitas serta kewarganegaran untuk mereka di Rakhine. Sementara penampungan pengungsi di negara lain menurutnya hanya akan menarik lebih banyak orang meninggalkan tanah air mereka.

"Pada saat ini ada penganiayaan dan penindasan luar biasa yang dialami Rohingya di Rakhine. Mereka tak memiliki kewarganegaraan dan kami prihatin mengenai hak asai manusia mereka," ungkapnya.

Sejak awal Mei, ribuan manusia perahu dari Myanmar mendarat ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Malaysia dan Indonesia yang awalnya menolak, kini mau memberikan penampungan sementara bagi mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement