Selasa 02 Jun 2015 11:43 WIB

Lagi, Kamp Transit Perdagangan Manusia Ditemukan

Perdagangan manusia (ilustrasi).
Foto: Foto : Mardiah
Perdagangan manusia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Satu lagi kamp transit perdagangan manusia ditemukan di Hutan Lindung Mata Ayer di Lubuk Sireh, sekitar 100 meter dari perbatasan Thailand.

Kamp yang dilengkapi berbagai fasilitas dengan generator dan empang kecil ini sangat berbeda dengan kamp transit yang ditemukan di Bukit Wang Myanmar, Wang Kelian baru-baru ini, kata Menteri di Kantor Perdana Menteri Datuk Seri Dr Shahidan Kassim yang meninjau kawasan itu, seperti dikutip media lokal di Kuala Lumpur, Selasa (2/6).

Sementara itu 35 rangka manusia yang diduga korban perdagangan manusia yang ditemukan di hutan Bukit Wang Myanmar di Wang Kelian telah dibawa he Rumah Sakit Sultanah Bahiyah Alor Setar, Kedah untuk proses patologi.

Sampai Senin (1/6) malam, sebanyak 139 kuburan di 28 kamp sementara sindikat perdagangan manusia ditemui antara Kampung Wai di Kuala Perlis hingga Tangga 100 di Felera Lubuk Sireh, Padang Besar sepanjang 11 km.

Polisi Malaysia mendapat informasi bahwa tersangka yang terlibat dengan kamp dan pembunuhan itu diduga bersembunyi di Ranong, Thailand yang berbatasan dengan Kawthoung di Myanmar.

Sementara itu di Alor Setar, seorang wanita Rohingya yang ditahan selama delapan hari bersama bayinya pada 2014, mengungkapkan buruknya situasi bagi para perempuan yang ditahan di kamp transit perdagangan manusia di Padang Besar, Thailand.

Mereka menjadi korban pemerkosaan beramai-ramai oleh pekerja kamp tersebut, kata Nur Khaida Abdul Shukur (24).

"Setiap malam, dua atau tiga wanita muda Rohingya yang agak cantik akan dibawa keluar kandang tahanan dan dibawa ke tempat tersembunyi oleh pengawal-pengawal kamp itu."

"Wanita itu diperkosa beramai-ramai oleh mereka (pengawal kamp) bahkan di dalam kamp itu ada dua wanita muda yang telah mengandung diduga akibat perbuatan pengawal itu," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement