REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Waisak menjadi momentum yang tepat untuk melihat keberagaman di dunia. Beberapa negara saling menghormati dan ikut mengapresiasi Hari Raya Waisak meski tidak semuanya beragama Buddha.
Momen ini juga menjadi wadah menunjukkan rasa toleransi dan bahu membahu menolong sesama manusia. Bahkan, dengan adanya peringatan ini, kunjungan wisatawan meningkat tajam.
Dalam momen Waisak tahun ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon memberikan penghormatan khusus pada korban bencana gempa bumi yang melanda Nepal beberapa bulan lalu.
"Saya memberikan salam khusus bagi korban gempa di Nepal, negara yang memiliki peran dalam memimpin Majelis Umum PBB di momen peringatan ini. Saya harap orang-orang Nepal masih dapat merasakan liburan meski berada di tengah reruntuhan dan dapat mengambil pesan solidaritas sesama manusia," ujar Ban yang dilansir dari UN.org, Selasa (2/6).
Majelis Umum PBB diakui secara internasional pada tahun 1990, bertepatan dengan Hari Waisak. Perayaan ini merupakan momen dimana sesama manusia harus saling membantu dan menjadi satu keluarga untuk terus menghadapi berbagai masalah secara bersama-sama.
"Pada tahun ini, PBB bekerja untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan membuat perjanjian untuk merubah iklim," katanya menambahkan.
Ia juga berpesan bahwa ajaran Buddha mengarahkan semua orang untuk saling mengingatkan pentingnya persatuan. Jika terjadi sebuah masalah, maka sudah sebaiknya diatasi secara bersama-sama pula dengan nilai-nilai kebersamaan.
Sebab karena itu, kepala organisasi ini meminta semua pemimpin dan anggota agama untuk bergabung bersama PBB dalam merespon kejadian kekerasan yang baru-baru ini terjadi.