REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden Barack Obama mendesak Myanmar menghentikan diskriminasi terhadap suku kecil Rohingya jika negeri itu ingin berhasil dalam peralihan demokrasi dari puluhan tahun pemerintahan militer.
Nasib kelompok Muslim itu, berjumlah sekitar 1,3 juta dan tinggal di Myanmar Barat serta sebagian besar tidak mendapatkan kewarganegaraan dari Myanmar, mendapat perhatian dunia sebagai bencana terbesar pendatang di Asia Tenggara.
Sekitar 3.500 orang, terutama Rohingya atau pengungsi ekonomi dari Bangladesh, tiba di Thailand, Malaysia dan Indonesia, sementara ribuan lain terombang-ambing di laut.
Obama memberikan dukungan politik kepada peralihan nan rumit di Myanmar, yang berpuluh tahun dipimpin militer dengan tangan besi hingga perubahan digulirkan tentara pada 2011. Puluhan ribu etnis Rohingya telah tinggal di kamp-kamp pengungsian sejak 2012 ketika kekerasan berdarah merebak di kawasan barat Myanmar, Rakhine.
"Orang-orang Rohingya telah mengalami diskriminasi yang sangat serius dan itu adalah bagian dari alasan mereka meninggalkan Myanmar," kata Obama, di Washington pada acara temu pemimpin muda dari Asia Tenggara, Senin (1/6).