REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Regu penyelamat terus berusaha menyelamatkan lebih dari 400 penumpang Kapal Eastern Star yang tenggelam di Sungai Yangtze, Cina. Cuaca buruk di sekitar lokasi tenggelamnya kapal membuat regu penyelamat kesulitan dalam proses evakuasi.
Diketahui sebagain besar penumpang Kapal Eastern Star adalah wisatawan tua, tenggelam akibat badai pada Senin menjelang tengah malam. Surat kabar The People's Daily memberitakan bahwa penumpang masih berada di kapal.
Sementara kantor berita Xinhua menuliskan pengakuan anggota regu penyelamat, yang mendengar teriakan permintaan tolong dari dalam Eastern Star. Regu SAR berhasil menyelamatkan belasan orang dan mengangkat lima mayat. Dengan demikian, masih sekitar 430-an penumpang belum diketahui nasibnya.
Jumlah korban kapal Eastern Star tersebut diperkirakan jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kejadian serupa di Korea Selatan pada 2014, yang menewaskan 304 orang, sebagian besar di antaranya anak-anak sekolah.
Tenggelamnya Eastern Star di Yangtze akan menjadi peristiwa bencana kapal terbesar di Tiongkok selama 70 tahun terakhir. Tidak heran jika kemudian Perdana Menteri Li Keqiang langsung mendatangi tempat kejadian di Provinsi Hubei.
Surat kabar The People's Daily melaporkan bahwa sebagian besar penumpang Eastern Star yang berjumlah total 458 itu, berusia antara tiga sampai 80 tahun. Di sisi lain, sekitar 50 anggota keluarga korban kini berkumpul di agen perjalanan Shanghai untuk meminta keterangan.
"Saya baru tahu kejadian ini melalui berita saat saya bekerja. Saya langsung datang kemari. Saya menangis di sepanjang jalan dan saat sampai di rumah, saya tidak menemukan siapa-siapa," kata Wang Sheng (35), anak dari ayah dan ibu penumpang kapal yang tenggelam.
Kapten Eastern Star dan kepala bagian mekanik telah berhasil diselamatkan dan saat ini berada di tangan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. Menurut pihak otoritas navigasi Sungai Yangtze, kedua orang itu mengatakan kapal dengan cepat tenggelam saat terjebak di tengah tornado.
Kantor berita Xinhua sendiri melaporkan bahwa kapal Eastern Star tidak mengalami kelebihan penumpang dan mempunyai persediaan pelampung yang cukup. Kapal Eastern Star, yang berkapasitas total 500 penumpang, berencana untuk berlayar di kota Chongqing dari ibu kota Provinsi Jiangsu, Nanjing.
Kapal itu tenggelam pada pukul 21.38 waktu setempat di Jianli. Di Tiongkok, sungai-sungai besar memang umum digunakan sebagai jalur transportasi dan juga pariwisata. Namun demikian, jarang terjadi kecelakaan kapal di negara tersebut. Tragedi besar terakhir di Tiongkok adalah meledaknya kapal Kiangya di Sungai Huangpu pada tahun 1948, dan menewaskan lebih dari 1.000 orang.