REPUBLIKA.CO.ID, JIANLI -- Sebanyak 200 penyelam dikerahkan untuk mencari lebih dari 400 penumpang Kapal The Eastern Star yang masih hilang, setelah kapal tersebut terbalik di Sungai Yangtze, Cina, pada Senin (1/6) lalu.
Banyak di antara korban hilang merupakan wisatawan Cina yang telah tua. Hingga saat ini baru ditemukan tujuh jasad korban tewas dan 14 orang selamat. Salah satu korban selamat adalah seorang wanita tua yang terjebak dalam kantong udara di kapal tersebut.
Bencana ini menjadi kecelakaan terburuk bagi Cina setelah hampir 70 tahun. Bahkan, kecelakaan ini menjadi yang terburuk di Asia Timur sejak tenggelamnya kapal feri di Korea Selatan April 2014 silam yang menewaska 304 orang.
Para penyelamat terus bekerja sepanjang malam guna menemukan korban lainnya. Perdana Menteri Cina, Li Keqiang yang bergegas ke tempat kejadian untuk mengawasi upaya penyelamatan meminta agar selalu ada update penyelamatan terbaru dan penyelidikan yang dilakukan secara transparan.
Dalam kesempatan itu pula Li berharap agar Pemerintah memastikan personil dan dana yang memadai. Kapten kapal dan kepala mesin yang berada di antara korban selamat telah ditahan oleh polisi untuk diinterogasi. Penyelidikan awal menemukan bila kapal tersebut tidak kelebihan beban dan memiliki rompi pelampung yang cukup bagi para penumpangnya.
Kapal The Eastern Star yang berkapasitas lebih dari 500 orang tersebut sedang menuju ke barat daya kota Chongqing dari Ninjing. Kapal berpenumpang 456 orang tersebut tenggelam di Sungai Yangtze bagian Jianli, Senin (1/6) malam waktu setempat.