REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden AS Barack Obama pada Selasa (2/6) menyeru Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memperlihatkan dukungannya bagi penyelesaian dua-negara dengan tindakan bukan cuma kata-kata.
Obama mengatakan kepada media Israel, Channel 2, "akan diperlukan tindakan, bukan kata-kata" untuk menegakkan kembali kepercayaan dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
Netanyahu belum lama ini, dalam pertemuan dengan timpalannya dari Eropa, mengeluarkan pernyataan bahwa ia "tetap mendukung penyelesaian dua-negara", dengan Negara Palestina yang didemiliterisasi berdampingan dengan Negara Yahudi.
Pemimpin Israel tersebut tidak menyebutkan apa tindakan ia rencanakan untuk dilakukan guna mencapai penyelesaian berdasarkan penyelesaian dua-negara.
Di dalam wawancara itu, Obama berkomentar kelihatannya kata-kata Netanyahu bertujuan bukan untuk melanjutkan perdamaian tapi lebih untuk mempertahankan status quo agar konflik Israel-Palestina tetap utuh, demikian laporan Xinhua, Rabu siang. Obama secara khusus mengutip pernyataan Netanyahu sebelum pemilihan umum 17 Maret, saat ia mengatakan takkan ada Negara Palestina selama masa jabatannya.
"Ketika (Netanyahu) berbicara sebelum pemilihan umum, ia dengan tegas mengatakan itu takkan terjadi di bawah kepemimpinannya," kata Obama.
"Saya kira pernyataannya selanjutnya (setelah pemilihan umum) menyatakan ada kemungkinan bagi Negara Palestina. Ada demikian banyak surat peringatan, demikian banyak syarat sehingga tidak realistis untuk berfikir bahwa persyaratan ini akan terpenuhi dalam waktu dekat," tambah presiden AS itu.
Pemimpin AS tersebut juga mengatakan meskipun Amerika Serikat tetap menjadi sekutu paling kuat Israel dan akan terus membantunya dalam masalah pertahanan dan pembagian keterangan intelijen, akan sulit untuk melindungi Israel di kancah diplomatik di tengah komentar jalur pemilihan umum Netanyahu.
"Israel sebagai keseluruhan kehilangan kredibilitas dan masyarakat internasional tak percaya Israel bersungguh-sungguh mengenai penyelesaian dua-negara," kata Presiden itu.
"Kami telah menjauhkan upaya Eropa dan yang lain atas nama Palestina sebab kami meminta mereka bersabar sementara ada suatu proses," katanya.