Rabu 03 Jun 2015 17:35 WIB

Jepang akan Larang Warganya Terbangkan Drone

Sebuah drone Phantom DJI.
Foto: Reuters
Sebuah drone Phantom DJI.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Jepang berencana melarang masyarakat menerbangkan pesawat tanpa awak di atas permukiman dan pada malam hari, setelah pesawat nirawak ditemukan di atap kantor perdana menteri pada April.

Menurut rancangan undang-undang itu, yang diungkapkan pemerintah Jepang pada Selasa, pesawat nirawak akan dilarang terbang di Jepang, "kecuali pada siang hari".

Peraturan tersebut juga menyatakan bahwa hanya operator, yang dianggap perlu mengambil langkah keamanan memadai, yang akan dapat menggunakan pesawat nirawak di wilayah dekat bandar udara dan di daerah permukiman.

Selanjutnya, siapa saja ingin menerbangkan pesawat nirawak dengan kemampuan tinggi harus mendapatkan izin.

Penggunaan pesawat tanpa awak di berbagai bagian dunia telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir, terutama oleh media dan penggemar peralatan teknologi.

Pemerintah Jepang mengatakan pihaknya ingin menciptakan lingkungan di mana "para operator dapat menggunakan pesawat tanpa awak skala kecil dengan cara yang fleksibel" jika mereka perlu mengambil langkah-langkah keamanan tertentu.

Pemerintah Jepang mengakui kegunaan perangkat pesawat tanpa awak dalam pertanian serta pengumpulan informasi selama bencana alam.

Pemerintah Jepang juga mengatakan ingin mengirimkan rancangan undang-undang itu selama sesi parlemen sekarang ini, yang diperkirakan akan berlangsung sampai Agustus.

Peraturan yang melarang penggunaan pesawat tanpa awak (drone) oleh publik itu dibuat setelah seorang pria Jepang ditangkap sekitar sebulan lalu karena diduga menerbangkan "drone" kecil yang membawa jejak radioaktivitas ke atap kantor perdana menteri.

Larangan itu juga muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dari beberapa kalangan tentang keamanan setelah banyak pesawat tanpa awak terbang di atas daerah-daerah berpenduduk.

Pada bulan lalu, polisi Jepang menangkap seorang anak laki-laki berusia 15 tahun karena menyatakan secara online bahwa ia mungkin menerbangkan pesawat tak berawak di atas sebuah kerumunan festival di Tokyo.

Padahal, kepolisian telah memberi beberapa peringatan untuk tidak menerbangkan dan mencoba untuk menerbangkan "drone" di dekat tempat-tempat wisata.

Namun, di Jepang belum ada laporan mengenai kasus orang terbunuh atau menderita cedera serius akibat pesawat tanpa awak.

Sebaliknya, seorang pria tua meninggal setelah tertimpa layang-layang seberat 700 kilogram, yang jatuh dari langit ke kerumunan di sebuah festival awal pekan ini.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement