REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan dalam upaya untuk mengatasi pertumbuhan pengungsi Rohingya dan Bangladesh, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi melakukan kesepakatan dengan beberapa Menteri Luar Negeri.
Pria yang akrab disapa Tata itu menyampaikan Menlu Retno telah melakukan pembicaraan terkait solusi penyelesaian masalah pengungsi Rohingya yang saat ini berada di Aceh. Beberapa kesepakatan yang dicapai yaitu, komitmen Pemerintah Myanmar untuk memperketat pengamanan perbatasan.
Myanmar juga bersedia menjadi bagian untuk memberantas pelaku perdagangan dan penyelundupan manusia, serta kesepakatan untuk bersama-sama menjalankan pembangunan di bidang sosial dan ekonomi.
Selain itu, dalam kunjungan Menlu Retno ke Timur Tengah. Ia bertemu dengan beberapa perwakilan negara di Timur Tengah dan membicarakan isu terkait pengungsi. Menurutnya negara yang berada di Timur Tengah dan yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyanggupi untuk mengatasi masalah pengungsi.
"Qatar menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan 50 juta dollar AS. Kemudian, Kuwait, Uni Emirat Arab serta Turki juga berkomitmen membantu Indonesia," kata Tata.
Sampai saat ini sebanyak 1861 pengungsi yang tercatat sejak awal Mei, 1713 diantaranya berada di Lhokseumawe, Aceh Utara dan Aceh Timur, serta 148 di Medan. Dalam kesepakatan antara negara Asia Tenggara beberapa waktu lalu, dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia sepakat akan menampung sementara para pengungsi tersebut, baik yang sudah berada di daratan atau yang masih terombang-ambing di tengah laut.
Kedua negara tersebut akan menampung dan membuatkan shelter kepada pengungsi dalam jangka waktu setahun, sambil menunggu negara yang mau menerima mereka dengan beberapa kesepakatan mengenai penanganan pengungsi. Pemerintah Indonesia dan Malaysia juga sedang menyusun rencana kerja termasuk melakukan SAR penyelamatan ribuan pengungsi yang masih terkatung-katung di tengah lautan.