REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair baru-baru ini ditunjuk sebagai Ketua Dewan Eropa untuk Toleransi dan Rekonsiliasi (ECTR). Organisasi yang berbasis di Brussels tersebut mendedikasikan diri untuk mengatasi masalah rasisme, xenophobia dan anti-Semitisme di Eropa.
Pekan lalu, Blair mengumumkan pengunduran dirinya sebagai utusan PBB untuk Timur Tengah pada akhir Juni. Ia menyatakan mundur setelah delapan tahun menjabat.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/6), Blair dilaporkan akan mengambil alih tugas mantan Presiden Polandia Aleksander Kwasniewksi untuk peran barunya itu. Menurut Blair, selama ini meski sudah ada upaya membangun konsensus terkait masalah toleransi di Eropa namun masih ada ketidakadilan, diskriminasi dan aksi kekerasan mengerikan di benua tersebut.
"Insiden ekstremisme, meningkatnya aksi anti-Semitisme dan gelombang pasukan nasionalis yang berusaha menumbuhkan semangat kebencian bermain dengan ketakutan di masyarakat. Ini mengancam cita-cita kebebasan, kesetaraan dan keinginan untuk perdamaian Eropa," ungkap Blair.