REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Para tentara Korea Selatan (Korsel) dibatasi pergerakannya di markas di wilayah-wilayah dekat rumah sakit tempat wabah menyebar.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan kemungkinan para orangtua tidak akan mengunjungi putra-putri mereka yang bertugas di angkatan bersenjata.
Di antara lima kasus baru Korsel yang dilaporkan pada Kamis (4/6) adalah dua petugas kesehatan yang merawat pasien-pasien MERS.
"Kita sedang dalam peperangan," kata seorang pejabat di sebuah pusat kesehatan di distrik Gangnam, Seoul.
Di distrik itu, kepanikan menyebar ketika petugas-petugas medis berbaju pelindung terlihat di sebuah hotel. Pejabat tersebut mengatakan seorang tamu dari negara Timur Tengah di hotel tersebut jatuh sakit dan kemudian dikarantina di rumah sakit.
Korsel menjadi negara dengan kasus MERS terbanyak di luar Timur Tengah. Lebih dari 1.100 sekolah di Korsel ditutup pada Kamis. Korea Utara mendesak dilakukannya pemeriksaan di perbatasan.