REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Para ahli medis menilai Cina masih aman dari wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), seperti yang terjadi di Korea Selatan (Korsel).
Sebanyak satu orang warga Korsel terinfeksi virus MERS saat memasuki Cina dan masih di rumah sakit. Dia dirawat di rumah sakit kota Huizhou, Provinsi Guangdong.
"Virus tersebut tidak mudah menular dari satu orang ke orang lain. Kami kira belum akan terjadi wabah MERS di Cina, namun masyarakat harus tetap hati-hati dan waspada jika mengalami gejala demam dan batuk berkepanjangan," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina dalam pernyataan, Jumat (5/6).
Otoritas kesehatan Cina juga telah mengeluarkan petunjuk pencegahan dan penanganan virus MERS di setiap rumah sakit dan pengendaliannya. Setiap orang yang mengalami gejalan demam, batuk berkepanjangan, dan bersin-bersin harus melalui alat sensor tubuh.
Cina juga telah mengembangkan antibodi untuk virus baru untuk MERS. Saat ini tidak ada obat atau vaksin untuk MERS. Penyakit pernapasan akut itu menimbulkan gejala batuk, demam, napas tersengal-sengal, serta bisa mengarah ke radang paru-paru dan gagal ginjal.