REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam sedang melakukan pembicaraan dengan kontraktor pertahanan Eropa dan Amerika Serikat untuk membeli jet tempur, pesawat patroli maritim dan pesawat tanpa awak (drone) bersenjata.
Tujuannya, memperkuat pertahanan udara untuk mengantisipasi tindakan Cina di Laut Cina Selatan.
Kontraktor pertahanan sendiri telah mengunjungi Vietnam dalam beberapa bulan terakhir. Namun, belum ada kesepakatan yang jelas terkait pembelian armada militer udara tersebut.
"Vietnam ingin memodernisasi angkatan udara dengan mengganti lebih dari 100 pesawat Rusia yang sudah tua, yaitu MiG 2 sekaligus mengurangi ketergantungan pada Rusia untuk pembelian senjata militer," kata salah satu kontraktor pertahanan Barat, Jumat (5/6).
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ashton Carter dalam kunjungannya ke Vietnam beberapa hari lalu berjanji akan memberikan bantuan sebesar 18 juta dolar untuk membeli kapal patroli AS. Kesepakatan dengan Boeing atau Lockheed mungkin akan menjadi yang paling signifikan yang melibatkan perusahaan AS.
Vietnam telah memerintahkan puluhan Sukhoi Su-30 miliknya di garis depan untuk melengkapi armada tua Su-27s dan Su-30s.
Sebelumnya dilaporkan Cina telah mengklaim sebagian besar wilayah di perairan Laut Cina Selatan. Cina dikabarkan akan membangun pertahanan dan kekuatan militer di daerah tersebut. Hal ini membuat negara-negara sekitar perairan tersebut terpakasa menyiapkan kekuatan militernya untuk mengantisipasi tindakan Cina selanjutntya.