REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sebuah pertemuan yang diadakan partai oposisi Prancis, Union for a Popular Movement (UMP) diboikot oleh kelompok Muslim di negara itu. Muslim memandang pertemuan itu sebagai bagian dari kampanye untuk stigmatisasi Islam.
"Kita tidak bisa berpartisipasi dalam pertemuan seperti ini, yang jelas-jelas menstigma Muslim," kata Abdallah Zekri dari French Muslim Council (CFCM), dilansir dari On Islam, Sabtu (6/6).
Lembaga itu telah ditekan untuk menghadiri, tetapi memutuskan tidak akan pergi. Dipimpin oleh mantan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, pertemuan itu diadakan pada Kamis untuk membahas posisi agama di negara sekuler, khususnya Islam di Prancis.
Inisiatif muncul di tengah meningkatnya sentimen antiMuslim pasca serangan Charlie Hebdo, Januari lalu.
Persatuan Organisasi Islam Perancis adalah kelompok lain yang memutuskan memboikot acara tersebut. Mereka mengatakan tidak akan ambil bagian dalam jenis perdebatan semacam itu dan mengecam komentar Sarkozy yang menyerukan pelarangan jilbab di universitas.
Prancis adalah rumah bagi tujuh juta minoritas Muslim, sekaligus yang terbesar di Eropa. Situasi bagi umat Islam di Prancis memburuk baru-baru ini, terutama pasca serangan Charlie Hebdo di Paris yang menewaskan 17 warga sipil.
National Observatory Against Islamophobia mencatat lebih dari 100 insiden telah dilaporkan ke polisi sejak serangan Charlie Hebdo. Seorang pria Muslim ditikam sampai mati di rumahnya sendiri di Prancis selatan Januari lalu oleh seorang tetangga yang mengaku membalas serangan Charlie Hebdo.