REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak 80 persen orang Amerika mengatakan mereka khawatir serangan pesawat tanpa awak (drone) AS membahayakan nyawa warga sipil.
Menurut survei nasional oleh Pew Research Center pada penghujung Mei, warga juga menyatakan perang global "pembunuhan terbidik" Presiden AS Barack Obama dengan menggunakan pesawat tak berawak menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan rakyat AS.
Perang pesawat tanpa awak, yang digagas segera setelah serangan 11/9 oleh mantan presiden AS George W Bush, terus menjadi salah satu kartu andalan pemerintah Obama.
Menurut Biro Wartawan Investigasi (BIJ), organisasi nirlaba Inggris, pemerintah Obama melancarkan serangan "drone" pertamanya tak lama setelah ia memulai masa jabatan presiden pada 2009.
Meskipun ada laporan mengenai "gerilyawan fanatik" yang diduga tewas, kata kelompok itu, setidaknya 14 warga sipil juga menemui ajal pada hari itu.
Karena Pemerintah AS merahasiakan hampir semua keterangan yang berkaitan dengan serangan pesawat tanpa awak miliknya, jumlah warga sipil tak diketahui oleh masyarakat umum.
Kendati program "drone" AS diselimuti rahasia, BIJ memperkirakan, setelah mengkonfirmasi dengan media lokal, di Pakistan saja antara 423 dan 962 warga sipil, termasuk 172-207 anak-anak tewas.