REPUBLIKA.CO.ID, LUOYANG -- Teknologi drone kini makin jamak digunakan untuk berbagai macam hal. Drone bisa digunakan untuk mengawasi daerah remote area. Sekarang, pesawat tanpa awak ini digunakan untuk mengawasi siswa yang sedang ujian. Drone ini berfungsi untuk mencegah siswa mencontek atau berbuat tidak jujur selama ujian.
Hal ini dilakukan di Cina, tepatnya di propinsi Luoyang. Siswa yang sedang melakukan ujian diberi semacam bercak atau tanda di lengan mereka. Drone ini akan memindai gelombang radio dari objek yang sedang diawasi. Jika siswa berkomunikasi dengan siswa lain, drone ini akan mendetaksi melalui perubahan gelombang radio.
Enam 'robot pesawat' yang beterbangan sekitar 500 meter di lokasi ini akan menciptakan semacam 'jaring' yang mampu menangkap gelombang radio ini. Jika drone menemukan pola komunikasi, drone ini akan menghampiri meja siswa tersebut.
Dikutip dari laman Sciencealert, drone ini memiliki jangkauan sekitar 1 km dan dapat dioperasikan jarak jauh melalui tablet. Kontrol pesawat tak berawak ini juga dapat diakses melalui aplikasi yang sama agar pengawas ujian bisa menyelidiki gelombang radio yang mencurigakan sehingga bisa membidik bagi siapapun yang melakukan kecurangan selama ujian.
Ujian yang diawasi menggunakan drone ini adalah ujian 'gaokao'. Ujian ini sangat menentukan apakah siswa bisa masuk kuliah atau tidak. Kegagalan dalam ujian ini bisa berdampak besar pada siswa-siswa di Cina. Alhasil, banyak siswa yang menghalalkan segala cara termasuk berbuat curang demi bisa lulus ujan ini.
Sebelumnya, metode kecurangan juga telah dilakukan demi lulus ujian ini. Misalnya, siswa menggunakan kaca mata pintar untuk menerima jawaban dari orang lain. Ada pula siswa yang nekat menggunakan joki demi lulus ujian ini.
Menyadari teknologi gadget yang semakin maju, panitia ujian juga terus berusaha keras agar ujian ini tetap bisa terlaksana dengan baik dan bersih dari kecurangan.
Penggunaan drone untuk pengawas ujian adalah salah satu cara untuk menjaga 'kesakralan' ujian ini. Jika siswa tertangkap tangan melakukan kecurangan, para siswa ini dilarang mengikut ujian dalam jangka waktu tiga tahun. Sementara itu, orang lain yang membantu melakukan kecurangan akan menghadapi tuduhan kriminal.