REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pejabat kesehatan Korea Selatan (Korsel) mengkonfirmasi kasus kematian kelima akibat Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Selain itu, 14 kasus baru MERS juga kembali ditemukan di negara tersebut.
BBC melaporkan pada Ahad (7/6), jumlah tersebut menambah laporan MERS di Korsel menjadi 64 kasus. Ini membuat Korsel tercatat sebagai negara dengan kasus MERS terbesar di luar negara Timur Tengah.
Korban tewas kelima diidentifikasi sebagai seorang pria berusia 75 tahun. Dari 14 kasus baru di Korsel, 10 di antaranya berada di rumah sakit yang sama di Seoul. Selain itu lebih dari 1.600 orang telah dikarantina dalam upaya menghentikan penyebaran virus ini.
"Semua infeksi dikonfirmasi telah terjadi di fasilitas kesehatan," kata para pejabat.
Otoritas medis Korsel mendapat kritikan terkait cara mereka menangani wabah ini. Walikota Seoul Park Won-soon menuduh pemerintah pusat tak memberikan informasi yang cukup kepada warga mengenai virus.
Namun Menteri Kesehatan Bulan Hyung-Pyo menolak klaim tersebut. Ia mengatakan, komentar seperti ini mempertaruhkan meningkatnya perhatian publik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, MERS memiliki tingkat kematian hingga 27 persen.