REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Roket Israel menyerang Jalur Gaza Utara pada Ahad (7/6). Serangan itu diklaim militer Israel sebagai balasan atas ledakan roket yang sebelumnya melanda daerah Israel selatan yang dikuasai Hamas.
Roket militer Israel tersebut mendarat di tempat pelatihan anggota Hamas. Wilayah tersebut berupa tanah lapang sehingga tidak menyebabkan kerusakan bangunan dan korban cedera ataupun meninggal. "Serangan udara itu ditujukan untuk teror ke Jalur Gaza Utara," kata juru bicara militer Israel dalam pernyataan konfirmasinya.
Seperti dilansir Reuters, serangan roket dari Gaza telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu mengakibatkan berakhirnya kesepakatan gencatan senjata selama 50 hari. Serangan udara dilancarkan di seluruh kota Ashkelon sekitar 10 kilometer dari utara Gaza.
Kelompok militan Jihadis Salafi 'Omar Brigade' yang juga merupakan simpatisan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan roket tersebut. Mereka mengatakan serangan roket tersebut sebagai bentuk solidaritas atas tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Selain itu, serangan ini ditujukan sebagai aksi atas ditahannya anggota mereka sendiri di penjara-penjara yang dikuasai Hamas di Gaza. Mereka juga mengancam orang-orang Yahudi tidak akan pernah menikmati kemanan dan keselamatan selama kelompok tersebut masih ada.