REPUBLIKA.CO.ID PARIS -- Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, mengungkapkan, pihak kepolisian Prancis telah menangkap dua orang terkait upaya pemboman Gereja pada April silam.
Dua orang tersangka, yang berusia 35 dan 39 tahun itu, diduga kuat terlibat dan membantu tersangka lainnya untuk melakukan pengeboman di sebuah gereja di Paris Selatan.
Berdasarkan lansiran Associated Press, Ahad (7/9), pihak keamanan Prancis telah menangkap dua tersangka tersebut dari kediaman mereka masing-masing di wilayah barat pinggiran Paris pada pagi hari.
Dalam keterangan singkatnya, Cazeneuve menyebut, saat ini pihak keamanan masih mendalami keterlibatan dua tersangka itu dalam rencana aksi terorisme.
''Kepastian keterlibatan mereka dengan rencana seorang mahasiswa, Sid Ahmed Ghlam, masih akan terus didalami oleh pihak berwenang,'' kata Cazenueve.
Sebelumnya, Ghlam kedapatan tengah merencanakan serangan dan pengeboman di sebuah gereja di Vilejuif di Prancis Selatan. Tidak hanya itu, Ghlam juga diduga terlibat dengan kasus pembunuhan seorang wanita berusia 32 tahun.
Ghlam, yang berusia 24 tahun asal Aljazair ini, ditangkap pihak kepolisian Prancis pada 26 April silam saat secara tidak sengaja melukai dirinya sendiri dengan senjata yang dia bawa.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, polisi menemukan satu unit senapan jenis AK, pistol 9-mm, tiga telepon gengam, laptop lengkap dengan peralatan navigasi satelit.
Ghlam, yang merupakan mahasiswa ilmu komputer itu, akhirnya diduga kuat bakal melakukan penyerangan ke sebuah gereja dengan mendapatkan instruksi dari seseorang yang berada di Suriah.