Senin 08 Jun 2015 09:26 WIB

Filipina Akan Adopsi Standar Halal OIC

Rep: fuji pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
makanan halal
Foto: republika.co.id
makanan halal

REPUBLIKA.CO.ID, ZAMBOANGA CITY -- Filipina akan menjadi negara non-Muslim pertama yang mengadopsi sistem standar halal yang dirancang Organisasi Kerja sama Islam (OIC).

Seiring berakhirnya konferensi dan ekspo industri halal pertama Philippine Halal Assembly 2015 di Metro Manila akhir pekan lalu, Direktur Region 12 Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Filipina Haja Shayma Zenaida Laidan mengatakan Filipina bertekad membuat produk halal yang sesuai standar Muslim sehingga mereka bisa masuk pasar bernilai triliunan dolar ini.

''Panduan halal DOTS-12 pun sudah diserahkan tim OIC-Standards dan Metrology Institute of Islamic Countries (SMIIC) selama konferensi pekan lalu,'' kata Laidan seperti dikutip Philstar, Ahad (7/6).

Ia melihat ini kesempatan besar melihat OIC-SMIIC adalah organisasi besar dan tertua ke dua setelah PBB. Dengan anggota 57 negara, Filipina bisa masuk ke jaringan pasar halal yang amat luas.

Standar dan panduan dari OIC-SMIIC merupakan pelengakap penting sebelum Filipina benar-benar memulai bisnis ini. Sejak 2007, DOTS-12 sebenarnya sudah digunakan terbatas di laboratorium di Cotabato City.

Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Komisi Nasional Muslim Filipina untuk mengembangkan industri halal.

Laidan menekankan pentingnya Filipina memiliki standar halal dari lembaga kredibel terlebih dengan segera dihadapinya Masyarakat Ekonomi ASEAN akhir 2015 ini. Sejumlah pemangku kepentingan dikabarkan juga sudah bertemu dalam ekspo itu dan memamerkan produk halalnya.

Produk tuna dari perusahaan lokal yang berbasis di selatan VL Food Products jadi yang terpopuler. Perusahaan ini bahkan harus menambah stok selama pameran.

Perwakilan Pemasaran VL Food Products Chennie Rose Estanislao berharap produk mereka bisa segera mendapat sertifikat halal. Mereka tak sabar masuk pasar negara-negara Muslim. ''Kami melihat prosepek yang bagus mengekspor makanan bersertifikat halal yang diakui entitas pemerintah,'' kata dia.

Perwakilan perusahaan gula palem dari Provinsi Cotabato Utara Resta Enterprise Aster Kakilala percaya diri untuk mengenalkan produknya ke manca negara. ''Kalau terwujud, produksi kami akan meningkat. Apalagi gula kami merupakan produk organik,'' kata Kakilala.

Kakilala melihat dorongan industri halal juga akan membuka lapangan kerja yang lebih luas, terutama dari keluarga berpenghasilan rendah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement