REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Protes atas kematian lebih dari 500 anak dalam perang Gaza, tak menjadi catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi yang dikomandoi Ban Ki-Moon itu tak memasukkan Israel dalam daftar pelaku kejahatan anak selama perang dan konflik bersenjata.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, baru saja mengeluarkan daftar baru terkait kejahatan perang. Ironisnya, Israel memang tidak masuk dalam daftar tersebut. Kelompok HAM pun mendesak agar Ban menambahkan Israel ke daftar yang dirilis pada Senin (8/6) kemarin. Sebelumya, sempat terjadi perdebatan di antara badan-badan PBB sebelum keputusan akhir dari Sekjen PBB.
Ban akhirnya memutuskan untuk tidak mengubah daftar tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya sangat khawatir dengan pelanggaran berat dalam operasi militer di Israel pada 2014.
"Itu merupakan keprihatinan serius tentang kepatuhan Israel tehadap hukum internasional. Terutama dalam prinsip perbedaan, proporsionalitas, dan penghormatan terhadap HAM internasional," ujar Ban dikutip dari Aljazirah, Selasa (9/6).
Ia mengaku prihatin terhadap peningkatan korban perang anak di wilayah Palestina dan Israel pada tahun 2014. Menurut dia, telah terjadi "peningkatan dramatis" dalam jumlah anak yang tewas di Israel dan di wilayah Palestina pada tahun 2014.
"Setidaknya 561 anak-anak (557 Palestina, empat Israel) tewas dan 4.271 terluka (4.249 Palestina dan 22 Israel) tahun lalu," jelas Ban.
Ban juga mengecam "kelompok-kelompok bersenjata Palestina" yang secara sengaja menembakkan roket yang jelas mengancam anak-anak di Israel dan jalur Gaza.
Leila Zerrougui, utusan khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, mengatakan Israel sudah dimasukkan dalam draf laporan yang ia kirimkan ke Sekjen PBB. Dalam draf tersebut juga tertulis kelompok Hamas. Daftar tersebut, kata Leila, merupakan laporan tematis tentang anak-anak dalam konflik bersenjata yang setiap tahunnya disampaikan kepada PBB.