REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menyebut Cina penyusup setelah sebuah kapal penjaga pantai Cina berlabuh tanpa izin di Beting Luconia, Borneo. Pemerintah Malaysia mengatakan akan protes secara langsung atas aksi melanggar kedaulatan tersebut, Senin (8/6).
''Wilayah itu bukan daerah yang klaimnya tumpang tindih, itu adalah wilayah kami,'' kata Menteri Keamanan Nasional Malaysia, Shahidan Kassim seperti dikutip Wall Street Journal.
Ia mengatakan Malaysia akan mengambil langkah diplomatik. Shahidan mengatakan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akan mengangkat masalah ini langsung dengan Presiden Cina Xi Jinping. Shahidan juga telah mengadakan rapat dengan kementerian luar negeri, dewan keamanan nasional, angkatan laut dan penjaga pantai untuk membahas masalah ini.
Shahidan mengunggah foto di akun Facebooknya yang menunjukan kapal Cina merapat ke area pulau dan terumbu karang tersebut. Luconia Shoals berada 150 km di utara Borneo Malaysia. Orang Malaysia menyebutnya Beting Patinggi Ali.
''Wilayah itu berada di dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil Malaysia dan jaraknya 2.000 km dari Cina,'' tambahnya.
Maka, setiap kapal yang masuk tanpa izin dapat disebut sebagai penyusup. Shahidan menambahkan angkatan laut dan penjaga pantai telah dikerahkan untuk mengawasi area untuk menegaskan kedaulatan Malaysia.
Malaysia bukanlah negara agresif dan lebih memilih bersikap hati-hati dalam berurusan dengan Cina, terutama dalam kasus Laut Cina Selatan. Malaysia lebih memilih melakukan protes secara diplomatik.
Berbeda dengan Vietnam dan Filipina yang agresif menggugat, mencerca dan mengkritik keras tindakan ekspansi Cina. Kali ini, Malaysia lebih terbuka menyatakan protesnya di hadapan publik.
Perilaku Cina yang melanggar kedaulatan dinilai tidak dapat ditolerir lagi oleh Malaysia. Tahun lalu, dua kapal Cina juga membuat masalah dengan latihan tanpa izin di sekitar Beting James. Wilayah tersebut juga masuk zona ekonomi ekslusif Malaysia.