REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari 100 ribu orang menyeberangi Laut Tengah menuju ke Eropa sepanjang 2015.
Menurut hitungan badan pengungsi PBB (UNHCR), sejak awal tahun sudah 103 ribu pengungsi dan pendatang menyabung nyawa menggunakan perahu seadanya demi mencapai Eropa untuk mencari penghidupan lebih layak.
Sebanyak 54 ribu di antaranya berhasil mendarat di Italia, sementara 48 ribu orang berlabuh di Yunani. Selain itu, 920 pendatang tiba di Spanyol dan 91 di Malta.
Mereka orang beruntung, karena sampai Eropa dengan selamat. Laut Tengah adalah salah satu jalur pengungsian paling berbahaya di dunia dan pada tahun ini, laut tersebut menelan hampir 1.800 jiwa pendatang.
"UNHCR telah meningkatkan skala operasi di Yunani dan Italia selatan sebagai respon atas peningkatan dramatis terhadap jumlah pengungsi dan imigran," kata juru bicara PBB Adrian Edwards kepada sejumlah wartawan di Jenewa, Selasa (9/6).
Kedatangan terbaru di Eropa adalah sekitar 6.000 orang yang sebagian besar di antaranya berasal dari kawasan sub-Sahara Afrika. Mereka menantang maut dengan menyeberangi Laut Mediterania menggunakan perahu nelayan dari Libya menuju Italia pada akhir pekan lalu.
Di antara para pengungsi tersebut terdapat sejumlah perempuan hamil dan anak-anak. Edwards menyuarakan kekhawatiran atas melonjaknya jumlah imigran dan pengungsi yang mencapai Yunani pada setengah tahun ini yang telah jauh melampaui 2014.
Pada tahun lalu, jumlah keseluruhan pengungsi sekitar 34 ribu orang. Lonjakan jumlah pengungsi juga terjadi di kepulauan Aegean, Yunani dari garis pantai Turki baru-baru ini.