Selasa 09 Jun 2015 21:14 WIB

'MERS Pukulan Untuk Pariwisata'

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Petugas memeriksa suhu badan para penumpang yang baru tiba dari Busan Korea Selatan, saat mendarat di Bandara Hong Kong, Jumat (5/6), untuk mengantisipasi merebaknya kasus MERS.
Foto: AP/Kin Cheung)
Petugas memeriksa suhu badan para penumpang yang baru tiba dari Busan Korea Selatan, saat mendarat di Bandara Hong Kong, Jumat (5/6), untuk mengantisipasi merebaknya kasus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah MERS di Korea Selatan berimbas buruk pada pariwisata di Indonesia. Ketua Umum Asita (Association of the Indonesian Tour and Travel) Asnawi Bahar mengatakan isu wabah MERS adalah pukulan untuk pariwisata.

"Isu penyakit dan keamanan memang menjadi pukulan untuk pariwisata," kata Asnawi pada Republika, Selasa (9/6).

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan untuk tidak melakukan perjalanan ke Korea Selatan. Hal ini membuat jumlah pelancong ke negeri ginseng tersebut menurun. Padahal, Asnawi mengatakan tren pergi ke Korsel cukup tinggi di awal tahun karena telah ada penerapan bebas visa.

"Dengan adanya ini sebenarnya kerugian untuk kita," ujarnya.

Sebelumnya, kenaikan jumlah perjalanan ke Korsel yaitu hampir delapan persen. Meski demikian, Asnawi mengatakan Asita sepakat dan mengikuti anjuran pemerintah. ASITA juga mengedarkan anjuran yang sama pada dewan perwakilan daerah lainnya agar mengimbau masyarakat tidak bepergian ke Korsel.

Selain itu, pemerintah juga melakukan pencegahan dengan mengawasi ketat warga yang datang dari Korsel. Misalnya, dengan memasang alat deteksi di bandara. "Kita harus waspada agar tidak ada yang lolos, jangan sampai teledor," kata dia.

Asnawi berharap pemerintah Korea Selatan dapat segera menangani permasalahan ini dengan baik. "Semoga pemerintah kita juga proaktif, mengadakan kajian dan melakukan pencegahan yang diperlukan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement