Rabu 10 Jun 2015 14:24 WIB

Warga Yaman Terus Selamatkan Diri dari Kerusuhan Sana'a

Militan Houthi yang kini menguasai Yaman.
Foto: AP Photo
Militan Houthi yang kini menguasai Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan banyak keluarga telah meninggalkan daerah yang terpengaruh pertempuran di Ibu Kota Yaman, Sana'a karena rumah mereka hancur dan kekhawatiran mengenai berlanjutnya serangan udara.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan di Markas Besar PBB, New York jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal belum dikonfirmasi.

"Selama satu pekan belakangan, dua kapal yang membawa pasokan untuk mendukung operasi kemanusiaan tiba di Pelabuhan Hudaydah, termasuk membawa 7.000 ton meter pasokan makanan dan lebih dari 450 ton meter pasokan bantuan lain," kata Dujarric.

Selain itu, 43 ribu ton meter bahan bakar dikirim melalui kapal komersial ke pelabuhan itu serta Salif.

"Organisasi kemanusiaan melaporkan antrean kapal di Pelabuhan Hudaydah makin panjang akibat penundaan lama karena kurangnya tenaga manusia, bahan bakar dan telekomunikasi yang memadai," kata Dujarric.

Saat ini ada sedikitnya enma kapal yang menunggu di laut untuk merapat dan membongkar muatan, dan penundaan lama menimbulkan risiko hilangnya barang di kapal bantuan itu.

Pembagian selanjutnya dari pelabuhan masih menjadi tantangan karena suasana tidak aman dan terbatasnya gerakan. Satu mitra kemanusiaan melaporkan kondisi tidak aman dan pertempuran menunda pelaksanaan program pembagian uang kontan buat 400 keluarga di Provinsi Hajjah.

Pembicaraan perdamaian yang diperantarai PBB dijadwalkan berlangsung di Jenewa, Swiss, pada 14 Juni dengan tujuan mengakhiri berpekan-pekan konflik, yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Krisis kemanusiaan di Yaman digambarkan sebagai bencana oleh PBB. Sebanyak 20 juta warga sipil atau 80 persen warga Yaman memerlukan bantuan.

Pada Mei, PBB menyatakan sebanyak 1.850 orang telah tewas dan lebih dari 500 ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang berkecamuk di Yaman sejak akhir Maret.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement