REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Polisi Thailand, Rabu (10/6), menegaskan segera menuntaskan penyelidikan perkara perdagangan manusia dan siap mengirim laporan temuan kepada jaksa pada akhir Juni 2015.
Thailand berusaha keras menumpas jaringan perdagangan manusia dan menduga ada sarang tersembunyi di hutan, menyusul temuan lebih dari 30 mayat yang diduga korban perdagangan manusia, di Propinsi Songkhla pada Mei.
Polisi, politikus dan pejabat militer berada di antara 53 orang lain ditahan dalam penyelidikan terbesar yang pernah dilakukan Thailand. Surat penangkapan dikeluarkan untuk menahan sekitar 90 tersangka, 36 di antaranya masih dikejar.
"Kami kira pihak penyidik dari kepolisian akan menyelesaikan laporan pada akhir bulan ini. Kami akan melimpahkan kasus ini kepada jaksa penuntut umum pada akhir Juni. Mereka yang belum tertangkap akan langsung diadili karena kami juga akan menyerahkan nama-nama tersangka," kata Kepala Kepolisian Thailand Somyot Pumpanmuang.
Kepolisian Malaysia yang bertetangga langsung dengan Thailand juga telah mengumumkan bulan lalu mereka menemukan 139 kuburan kamp di hutan yang diyakini dipergunakan oleh penyelundup dan sindikat perdagangan manusia.
Lebih dari 4.500 migran mendarat di Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar dan Bangladesh sejak Thailand melancarkan operasi pemberantasan sindikat perdagangan manusia. PBB memperkirakan sekitar 2.000 imigran masih terkatung-katung di tengah laut.