Rabu 10 Jun 2015 21:00 WIB

Kuwait Bantu Irak dan Yaman Rp 4,05 Triliun

Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmed al-Sabah (kanan) dan Sekjen PBB Ban Ki-moon (kiri) menghadiri Konferensi Kemanusiaan Internasional Ketiga untuk Suriah di Istana Bayan, Selasa (31/3) 2015
Foto: reuters
Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmed al-Sabah (kanan) dan Sekjen PBB Ban Ki-moon (kiri) menghadiri Konferensi Kemanusiaan Internasional Ketiga untuk Suriah di Istana Bayan, Selasa (31/3) 2015

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Kuwait akan memberikan bantuan kemanusiaan senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,05 triliun kepada tetangganya, Irak dan Yaman yang dilanda perang, Rabu (10/6).

Kepala Urusan Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Kuwait, Jassem al Mubaraki mengatakan negara Teluk dengan cadangan minyak besar tersebut akan mengirim 200 juta dolar AS ke Irak dan 100 juta dolar AS untuk Yaman di tengah bencana kemanusiaan di kawasan Timur Tengah.

Irak menjadi medan perang pasukan pemerintah dengan kelompok garis keras ISIS. Yaman beberapa pekan belakangan menjadi sasaran pemboman persekutuan negara Arab, yang ingin menumpas gerakan Houthi demi mengembalikan Presiden Abdul Rabbu Mansour Hadi.

Untuk Irak, PBB pada pekan lalu sempat menyatakan negara tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan sekitar 497 juta dolar AS. Dengan demikian, donasi dari Kuwait telah melampaui sepertiga dari total dana yang dibutuhkan.

PBB pada saat itu menyatakan 5,6 juta warga Irak yang terdampak perang kini membutuhkan pemukiman sementara, makanan, dan air selama enam bulan ke depan. Organisasi antarnegara terbesar di dunia itu juga mengingatkan persediaan peralatan darurat untuk pengungsi telah hampir habis.

Selain itu, jatah makanan untuk mereka yang kini berlindung di pemukiman sementara juga harus dikurangi. Di sisi kesehatan, 77 klinik terpaksa harus menghentikan operasi pada akhir Juni ini jika bantuan tidak mencukupi.

Sementara itu, untuk Yaman, PBB membutuhkan dana sekitar 274 juta dolar atau hampir tiga kali lipat dari yang telah dikirimkan oleh Kuwait. Warga di Yaman kesulitan mengakses air bersih, layanan kesehatan, makanan, dan bahan bakar, kata Koordinator Humaniter PBB Van Der Klaauw beberapa pekan yang lalu.

Menurut keterangan PBB, pertempuran di Yaman telah meluas sampai ke pemukiman warga sehingga menyebabkan kerusakan terhadap sejumlah infrastruktur sipil dan agama--termasuk di antaranya masjid, sekolah, rumah sakit, dan bandar udara.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement