REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi pada Rabu (10/6) melakukan kunjungan ke negara tetangga mereka, Cina guna melakukan pembicaraan dalam upaya meredakan situasi ketegangan kedua negara.
Hubungan kedua negara selama beberapa tahun terakhir mengalami ketegangan lantaran maraknya aksi kekerasan di perbatasan di wilayah Kokang timur Myanmar yang berbatasan provinsi Yunnan Cina.
Baru-baru ini Cina berencana mengirimkan kekuatan militer mereka untuk melakukan pengamanan di perbatasan kedua negara. Menyadari hal tersebut berpotensi memperkeruh suasana, Aung San Suu Kyi mencoba melakukan dialog dengan Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang.
Namun detail pembicaraan yang dilakukan ketiga tokoh ini hingga saat ini belum dapat dikonfirmasi oleh media.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan kunjungan Suu Kyi guna menjalin kerjasama dan persahabatan Myanmar dan Cina.
Ia menyebut bahwa Cina berharap agar Myanmar mengabulkan permintaan mereka menghentikan peperangan dan meredakan ketegangan agar situasi perbatasan di kedua negara kembali pulih dan normal.
Namun, tujuan kedatangan Suu Kyi dinilai para pengamat juga sekaligus untuk mengunjungi rekan sejawatnya yaitu pemimpin oposisi Cina Liu Xiaobo yang juga sama-sama peraih nobel perdamaian dengan Suu Kyi.
Liu Xiaobo sendiri saat ini tengah mendekam di penjara atas hukuman selama 11 tahun. Liu Xiaobo menjalani hukuman karena dituntut bersalah atas penghasutan gerakan subversi kekuasaan di Cina.