REPUBLIKA.CO.ID, JANGDEOK -- Setiap orang di Desa Jangdeok berpikir untuk melarikan diri saat penjaga berganti shift. New York Times, Kamis (11/6), melaporkan desa ini tergolong kecil karena ada 73 rumah. Namun, petugas sangat ketat menjaga mereka untuk tidak keluar rumah dan menutup seluruh akses jalan.
Mereka dilarang melihat matahari akibat virus MERS yang sedang mewabah di negaranya. Setiap dua kali sehari 20 petugas mengetuk pintu dari satu rumah ke rumah lainnya.
"Kami ditahan dari arah utara, selatan, timur, dan barat," ujar Cheongdam, seorang biksu pengurus Kuil Buddha Jangdeok. Dia menambahkan warga di sana tak dapat melarikan diri kecuali memiliki sayap.
Cheongdam dan warga lainnya hanya diperbolehkan berkomunikasi dengan telepon. Desa yang berjarak 150 mil dari Seoul ini sangat indah dengan kebun aprikot, mulberry, dan bunga chesnut yang harum.
Namun, selama satu pekan ke depan seluruh warga harus berada di dalam rumah bagai tahanan. Padahal, desa ini bukan menjadi sumber utama terjangkitnya virus.
Bahkan, mereka hanya memiliki satu kasus MERS. Anehnya, Pemerintah Seoul sangat ekstrem dalam menjaga desa ini. Risiko tertinggi penyebaran virus justru di wilayah Seoul dan sekitar Provinsi Gyeonggi.