REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, THAILAND -- Anak-anak kecil diyakini berada di antara 1.000 Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kamp penyelundupan manusia yang kotor di Thailand. Selama di pengungsian mereka tidur di kandang bambu dan dihukum di ruang penyiksaan.
Jurnalis ABC mengunjungi sejumlah kamp di dekat Kota Padang Besar, Thailand selatan, tempat di mana para penduduk tahu soal perdagangan Muslim Rohingya tetapi diam karena takut diperas oleh para penyelundup.
Beberapa penduduk lokal mendapat keuntungan financial perdagangan manusia ini.
Kota di Thailand selatan ini terletak di perbatasan dengan Malaysia dan telah digunakan sebagai tempat transit bagi para penyelundup manusia selama satu dekade.
Salah satu warga lokal yang tak mau disebut namanya mengatakan, "Seluruh desa, semua orang tahu tentang itu. Semua orang tahu tapi kami takut untuk berbicara tentang hal itu karena para investor dari luar, mereka adalah orang-orang yang berpengaruh.”
"Ada mata-mata di mana-mana untuk melaporkan apa yang penduduk desa katakan,” ujarnya baru-baru ini.
Sejak junta militer Thailand mulai menindak keras aksi perdagangan manusia lebih dari sebulan lalu, polisi telah menemukan tujuh orang terlantar di kamp penyelundupan yang terletak di hutan lebat pegunungan, di atas Padang Besar.
Jurnalis ABC sempat mengunjungi salah satu kamp pegunungan yang ditinggalkan, yang diyakini pernah menampung sekitar 1.000 Muslim Rohingya, sebelum mereka melarikan diri bulan lalu.