Kamis 11 Jun 2015 19:12 WIB

Peneliti: Pesawat dari Korsel Harus Disterilkan Desinfektan

Rep: Andi Nurroni / Red: Ani Nursalikah
Alat pemindai virus MERS.
Foto: AP
Alat pemindai virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Kesehatan RI disarankan memberikan perhatian lebih terhadap ruang bandara yang menjadi lalu lintas penumpang dan penerbangan asal Korea Selatan.

Hal tersebut terkait dengan semakin seriusnya penyebaran kasus Sindrom Pernafasan Timur Tengah atau MERS dari Korea Selatan ke negara-negara di sekitarnya.

Kepala peneliti Avian Influenza Research Center (AIRC) Universitas Airlangga, Surabaya Chairul Anwar Nidhom secara teknis menyarankan dilakukannya sterilisasi ruang pesawat dan penumpang yang datang dari Korea Selatan menggunakan desinfektan.

Menurut Nidhom, penumpang yang datang dari daerah terkena wabah MERS tidak cukup hanya diperiksa melalalui pemindaian  suhu tubuh ketika memasuki wilayah Indonesia. Kondisi suhu tubuh, menurut Nidhom, tidak sepenuhnya mencerminkan seseorang bebas dari MERS.

"Harus dibersihkan desinfektan. Misalnya, ruang pesawat disemprot, terus di garbarata yang jadi tempat keluar penumpang juga disemprot, juga di karpet selamat datang juga diberi desinfektan agar benar-benar steril," ujar Nidhom kepada Republika, Kamis (11/6).

Secara khusus, Nidhom mengapresiasi Kementerian Kesehatan yang melakukan penelitian terhadap kelalawar yang dicurigai dapat menjadi pembawa virus MERS. Menurut dia, hal itu merupakan visi maju yang tidak lakukan pemerintah sebelumnya.

Meski begitu, di saat yang genting seperti sekarang, Nidhom menyarankan Kementerian Kesehatan lebih fokus terhadap upaya pencegahan penularan dari manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement