Senin 15 Jun 2015 19:44 WIB

Pelajar Australia di NSW Belajar Buat Nasi Tumpeng

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Bagaimana pelajar di negara bagian New South Wales membuat nasi tumpeng? Ada yang memasang lilin, dengan gunungan kecil, yang lainnya menaruh sambel di atas gunungan. Itulah yang terjadi di Sydney, akhir pekan lalu  dalam acara Indonesia Action yang dilakukan AIYA NSW.

AIYA atau Australia Indonesia Youth Association adalah perkumpulan para anak-anak muda Australia dan Indonesia untuk mempererat hubungan diantara mereka.

Bertempat di kampus University of Sydney, AIYA NSW menyelenggarakan acara Indonesia Action bersama dengan 250 pelajar kelas 9-12 dari berbagai sekolah di negara bagian tersebut yang mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah mereka.

"Ada sekolah yang berasal dari Scott Head, sekitar 3 jam perjalanan dari Sydney." kata Katrina Steedman, Presiden AIYA NSW kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya lewat percakapan telepon.

Menurut Katrina Steedman, selain membuat nasi tumpeng, kegiatan lain yang dilakukan para siswa adalah belajar seni bela diri asal Indonesia.

"Mereka belajar tari Randai dari Sumatera Barat yang dipandu oleh kelompok tari Suara Indonesia dari Sydney. Itulah yang paling dekat dengan belajar pencak silat, yang bisa kami lakukan kali ini." kata Katrina.

Acara yang paling meriah adalah membuat nasi tumpeng, dimana para pelajar dibagi dalam 8 kelompok. Bahan-bahannya sudah kami siapkan sebelumnya mereka tinggal melakukan dekorasi sesuai dengan imajinasi mereka." kata Katrina.

Sebelum mereka melakukan dekorasi, Katrina bersama beberapa aktivis AIYA menjelaskan mengenai makna nasi tumpeng, dan latar belakang budaya yang menyertainya.

Menurut Katrina, kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang mereka lakukan untuk memperkenalkan lebih dekat budaya Indonesia kepada para pelajar di Australia.

"Kami dua tahun lalu sudah melakukannya. Dan karena ada permintaan dan kerjasama dengan Departemen Pendidikan NSW dan Asosiasi Sekolah Swasta, kami melakukannya lagi." tambahnya.

Katrina yang ibunya berasal dari Bali ini mengatakan bahwa dia terkesan dengan antusias yang diperlihatkan oleh para siswa dalam mendekorasi nasi tumpeng.

"Bagaimana mereka memikirkan bagaimana meletakkan daun pisang sebagai dasar, juga toge, timun, daging, dan juga sambel. Kami sudah mempersiapkan nasi dari rumah, namun kami juga mendemonstrasikan bagaimana membuat sambel. "

"Beberapa pelajar ketika mencicipi nasi tumpeng ini banyak yang ingin sambelnya lebih pedas dari yang kami buat." kata Katrina samibil tertawa.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement