REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana menggelar pertemuan darurat untuk membahas penyebaran sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) pada pekan depan.
Pertemuan ini diadakan karena adanya peningkatan jumlah kasus MERS di Korea Selatan. Juru Bicara WHO, Tarik Jarasevic, pada Sabtu (13/6), mengatakan komite darurat akan bertemu untuk membahas krisis MERS.
Pihaknya memperingatkan agar pemantauan persebaran MERS terus dilakukan. Pertemuan akan menentukan apakah wabah saat ini layak disebut krisis darurat kesehatan global.
Sementara Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan korban tewas akibat MERS di negara itu mencapai 11 orang. Sejauh ini, 126 kasus MERS telah tercatat Korea Selatan sejak penemuan pertama pada 20 Mei lalu.
Sebanyak 3.680 pasien berada di bawah karantina. Sebanyak 1.249 orang telah dibebaskan dari karantina.