REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM - Polisi di Sudan menembakkan gas air mata dan memberikan pentungan untuk membubarkan ratusan demonstran yang melakukan aksi demonstrasi di Khartoum pada Jumat (12/6). Sebanyak 500 demonstran melakukan protes terhadap kebijakan tanah pemerintah.
Menurut keterangan tiga orang saksi, para demonstran menutup dua jalan utama di distrik al-Jarif timur. Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka memiliki hak atas tanah yang pemerintah telah dialokasikan untuk investor, melempari polisi dengan batu dan membakar ban.
Kritikus pemerintah mengatakan adanya tindakan keras terhadap perbedaan pendapat. Sebagian besar oposisi memboikot pemilu April yang memenangkan Presiden Omar Hassan al-Bashir, sehingga memperpanjang aturan seperempat abad itu.
"Pria, wanita dan orang-orang muda dari al-Jarif keluar hari ini di protes damai," ujar warga al-Jarif, Othman kepada Reuters, Jumat (12/6).
Othman mengatakan aksi protes dilakukan untuk menuntut haknya berupa tanah yang direbut oleh pemerintah. Salah seorang saksi, Mohamed Saleh mengatakan ia melihat dua jalan utama al-Jarif diblokir dan api dari pembakaran ban.
"Ada laki-laki dan perempuan dalam protes dan polisi yang mengelilingi demonstran," kata Saleh kepada Reuters.
Sementara itu, pejabat pemerintah kabupaten dan polisi tidak segera tersedia untuk komentar.