REPUBLIKA.CO.ID, KATMANDU -- Nepal akan meminta donor internasional membantu pembangunan kembali pasca-gempa, yang diperkirakan sekitar 6,6 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp89 triliun, kata pemerintah setempat pada Sabtu (13/6).
Pada 25 April dan 12 Mei, gempa mengguncang Nepal, menewaskan 8.787 orang dan menghancurkan lebih dari 500.000 rumah.
Selain itu, kerugian ekonomi akibat dua gempa tersebut tercatat sekitar 7 miliar dolar AS, termasuk dari bidang pariwisata, kata pemerintah Nepal dalam laporan bertajuk "Post Disaster Needs Assessment (PDNA)".
Pejabat tinggi Kementerian Keuangan setempat, Suman Prasad Sharma, mengatakan bahwa 36 negara dan 24 lembaga donor internasional diundang dalam pertemuan "perencanaan pembangunan kembali" pada 25 Juni mendatang.
"Kami berharap dapat mengumpulkan bantuan dalam jumlah yang banyak dari para donor selama konferensi tersebut," kata Sharma di Katmandu.
Nepal dikenal sangat bergantung pada bantuan internasional. Sebelum gempa, sebanyak dua pertiga dari biaya pembangunan ekonomi di negara tersebut dibiayai oleh lembaga donor.
Sejumlah pejabat pemerintah mengatakan bahwa para donor yang tidak dapat menyediakan bantuan rekonstruksi masih dapat meringankan beban Nepal dengan menghapus hutang-hutang negara tersebut.
Menurut keterangan mereka, konssesi pinjaman dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia saat ini telah mencapai 18 persen dari produk domestik bruto. Untuk membayar hutang-hutang itu, pemerintah Nepal harus menghabiskan uang sebanyak 300 juta dolar AS setiap tahunnya.
Sementara itu, donor lokal meminta uang bantuan pasca-gempa dikelola lebih bertanggung jawab, mengingat Nepal berada di urutan 126 dari 127 negara dalam indeks persepsi korupsi dari lembaga Transparency International pada 2014 lalu.
Masih terkait dengan gempa yang merusak sebagian infrastruktur dan sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi di Nepal juga diperkirakan akan terpukul dan melambat menjadi 3,04 persen atau turun lebih dari satu persen dari perkiraan sebelum gempa.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut tentu saja akan menghambat program pengentasan kemiskinan di Nepal. Satu dari empat warga di negara tersebut hanya berpendapatan kurang dari 1,25 dolar AS per hari.
Menurut wakil kepala Komisi Perencanaan Nasional, Govind Raj Pokharel, gempa di Nepal diperkirakan akan menaikkan jumlah warga miskin sebesar 700.000 orang menjadi 7,78 juta.