Ahad 14 Jun 2015 15:21 WIB

MERS Kian Parah, Rumah Sakit Tutup Sebagian Layanan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
Pria Korea Selatan yang diduga terinfeksi MERS di Slovakia, Sabtu (13/6).
Foto: yahoo
Pria Korea Selatan yang diduga terinfeksi MERS di Slovakia, Sabtu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebuah rumah sakit Korea Selatan menghentikan sebagian besar layanannya pada Ahad (14/6). Hal itu terjadi setelah diidentifikasi sebagai pusat penyebaran penyakit MERS.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan pertemuan darurat pada Selasa akan wabah MERS di Korsel tersebut. Wabah MERS di Korsel ini menjadi yang terbesar selain di Arab Saudi dan telah menewaskan 14 orang sejak empat pekan lalu.

MERS didiagnosis di Korsel pada 20 Mei lalu setelah seorang pengusaha kembali dari perjalanannya ke Timur Tengah. Sayangnya, penyakit tersebut telah menyebar melalui rumah sakit.

Hal ini membuat kekhawatiran akan terulagnya kasus 2002-2003 silam atas adanya wabah Serve Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang berawal di Cina dan menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia. MERS disebabkan oleh coronavirus, dari keluarga yang sama dengan penyebab SARS. Virus ini juga belum memiliki obat atau vaksin untuk mengatasinya.

Kementerian Kesehatan Korsel melaporkan tujuh kasus baru hari ini sehingga total kasus telah mencapai 145 dimana 14 diantaranya meninggal.

Samsung Medical Center, sebuah rumah sakit terkemuka di ibukota mengatakan, pihaknya menangguhkan semua operasi non-darurat. Hal ini untuk mengurangi makin banyaknya korban MERS.

"Kami mohon maaf karena menyebabkan keprihatinan besar karena Samsung Medical Center menjadi pusat penyebaran MERS," kata presiden rumah sakit, Song Jae-Hoon dilansir Reuters.

Penyebaran MERS di Samsung Medical Center dikarenakan bebasnya kontak para staf ke lebih dari 200 orang yang ada. Padahal mereka telah melayani penderita Mers yang ada.

"Hal ini sepenuhnya tangung jawab kami dan kegagalan karena kami tidak benar mengatur staf ruang gawat darurat" lanjutnya.

Perawat diyakini membawa virus dari orang yang terinfeksi di berbagai bagian bangsal darurat. Mereka kemudian menyebarkannya secara tidak sengaja ke hampir 900 staf, pasien yang ada dan pengunjung yang datang dan pergi.

Pihak berwenang telah menutup setidaknya dua rumah sakit lain dengan pasien dan tenaga medis di dalamnya. Sekitar empat ribu orang dikarantina baik di rumah atau di fasilitas kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement