Ahad 14 Jun 2015 17:48 WIB

AS Dikabarkan akan Tempatkan Peralatan Militer di Eropa Timur

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Joko Sadewo
Rudal AS/ilustrasi
Foto: fas.org
Rudal AS/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat berencana menempatkan peralatan militer beratnya di Baltik dan negara-negara Eropa timur. Langkah ini untuk mencegah agresi Rusia.

Seorang pejabat senior AS mengatakan penyimpanan senjata-senjata berat tersebut demi meyakinkan sekutu yang dibuat gelisah oleh intervensi Rusia, terutama di Ukraina. ''Kami akan mengubah posisi peralatan signifikan,'' kata seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan identitasnya, Sabtu (13/6).

New York Times melaporkan Pentagon telah siap menyimpan tank-tank perang, kendaraan tempur infanteri, senjata berat dan sekitar 5.000 pasukan di Eropa. Semua hanya tinggal menunggu izin dan waktu.

Jika diloloskan, maka ini akan menjadi yang pertama sejak Perang Dingin. AS menempatkan peralatan militer berat di negara baru anggota NATO yang sebelumnya berada dalam pengaruh Soviet.

Proposal tersebut diharap akan disetujui oleh Menteri pertahanan AS Ash Carter dan Gedung Putih sebelum acara pertemuan para menteri pertahanan negara anggota NATO di Brussels bulan ini.

Sementara Juru bicara Pentagon mengatakan tidak ada keputusan yang telah dibuat tentang peralatan militer.''Pada saat ini, kami belum membuat keputusan tentang kapan dan jika memindahkan peralatan,'' kata Kolonel Steve Warren.

 

Menurutnya, selama beberapa tahun terakhir, militer AS telah meningkatkan preposisi peralatan untuk pelatihan dengan sekutu dan mitra NATO. "Militer terus meninjau lokasi terbaik untuk menyimpan peralatan tersebut dengan berkonsultasi pada sekutu," kata Warren.

Menurut laporan NYT, peralatan yang akan disimpan di tiga negara Baltik masing-masing cukup untuk sekitar 150 tentara. Tiga negara tersebut yaitu Lithuania, Latvia dan Estonia. Sementara peralatan yang cukup untuk satu batalion atau sekitar 750 tentara akan ditempatkan di Polandia, Romania, Bulgaria dan kemungkinan Hongaria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement