REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Ribuan sekolah di Korea Selatan akhirnya kembali dibuka. Sebelumnya sekolah-sekolah tersebut ditutup akibat meluasnya wabah Middle East Respirotary Syndrome (MERS).
Aljazirah melaporkan pada Senin (15/6), dalam upaya mengembalikan kehidupan normal warga Korsel ribuan sekolah kembali dibuka. Menurut Kementerian Pendidikan Korsel hanya 440 dari 3.000 sekolah yang tetap ditutup.
Selama ini orangtua mengeluhkan anak-anak mereka yang tak ke sekolah dan justru bepergian ke tempat lain. Mereka khawatir tempat lain tersebut justru lebih memungkinkan mereka tertular MERS.
Kementerian kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia juga menyatakan, pentupan sekolah tak sesuai. Sekolah menurut mereka bukan sumber penularan MERS. Infeksi MERS hanya terjadi di fasilitas medis dan bukan di lingkungan masyarakat.
Korsel tengah menghadapi meluasnya wabah MERS setelah salah seorang warga mereka terinfeksi penyakit tersebut sepulang dari perjalanannya ke Timur Tengah. Penyebaran cepat meluas diyakini karena masalah pengaturan rumah sakit di negara tersebut. Umumnya korban MERS di Korsel merupakan pasien tua atau mereka yang juga memiliki masalah kesehatan serius.
Para ahli mengatakan, MERS lebih mematikan dari Sindrom Pernafasan Akut (SARS). Tapi penyakit ini tak menyebar semudah SARS. MERS kali pertama terlihat pada manusia pada 2012 silam.