REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) Emergency Committe on Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus MERS CoV akan segera mengadakan rapat darurat MERS-CoV yang tengah merebak di Korea Selatan (Korsel).
WHO Emergency Committe on MERS CoV, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, dirinya menjadi salah seorang anggota yang terdiri dari 17 pakar berbagai negara di dunia dan rencananya pada Selasa (16/6) akan menyelenggarakan rapat bersama secara teleconference. “Kebetulan pada tanggal 16 ini saya akan mengikuti rapat pakar Anti Microbial Resistance (AMR) di WHO South East Asia Regional Office di New Delhi, sehingga saya akan mengikuti teleconference WHO MERS Emergency Committe,” kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Senin (15/6).
Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh menambahkan, nantinya dalam sidang itu akan diputuskan penindakan MERS atau apakah dijadikan concern dunia kesehatan. Sejauh ini, kata dia, Korsel memang terjadi penularan MERS Cov. Tetapi, jumlah kasusnya menurun. Pemerintah Korsel diakuinya telah melakukan usaha optimal. Mulai dengan karantina hingga isolasi orang yang diduga menderita MERS. Sementara itu, Subuh menyebutkan belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang terjangkit MERS CoV.
“Namun, kami terus mengawasi dan memperbarui data. Kalaupun ada kasus MERS ya kita umumkan ke publik dan menanganinya,” katanya.
Sejak awal, pihaknya mengaku telah melakukan antisipasi MERS CoV. Diantaranya memperketat pintu masuk bandara termasuk adanya alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner). Pihaknya juga telah menyiagakan kantor kesehatan pelabuhan (KKP) di bandara. Namun, kata dia, yang terpenting adalah partisipasi masyarakat. Pihaknya meminta supaya masyarakat mengikuti imbauan pemerintah dalam mengatasi MERS karena ini demi melindungi mereka.
“Jika pergi di daerah yang kontak dengan MERS CoV maka cuci tangan, pakai masker, dan hindari kontak,” ujarnya.