REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sebuah jajak pendapat pada akhir pekan lalu menunjukkan dukungan publik telah beralih menentang paket reformasi pemilihan umum yang didukung Cina.
Aksi jalanan oleh pengunjuk rasa pro-demokrasi mulai muncul kembali. Namun, pejabat senior Cina mengungkapkan keyakinannya Hong Kong akan meluluskan paket itu, dan membuka jalan terjadinya unjuk rasa yang berpotensi lebih melumpuhkan di pusat keuangan Asia itu.
Ketegangan di kota itu sudah kembali meningkat, dimana kelompok radikal Hongkong Indigenous mendesak para pendukungnya, Ahad pekan lalu, untuk menggelar aksi di dekat lokasi penguburan pendukung Cina Yeung Kwong, salah satu pemimpin kerusuhan anti-Inggris pada 1967.
Kelompok itu meminta pengunjuk rasa "melemparkan nanas", merujuk pada bahan peledak produksi rumahan dan meneriakkan istilah jalanan di era 1960-an, ketika kota itu diguncang dengan unjuk rasa Maois.
Sebelum debat tersebut, 49 persen dari 188 orang dalam jajak pendapat itu meyakini para legislator harus memveto usulan itu, sementara 42 persen mendukungnya. Setelah debat, 54 persen mengatakan paket itu harus ditentang, dan 38 persen menyuarakan dukungan.
Para pegiat pro-demokrasi berencana menggelar aksi di luar kantor pemerintah sebelum paket itu masuk dalam ajang debat, dan pemungutan suara diperkirakan berlangsung pada akhir pekan.