Selasa 16 Jun 2015 04:51 WIB

Harga Minyak Dunia Jatuh, Dolar Menguat

Rep: c34/ Red: Angga Indrawan
Dolar AS
Foto: Andika Wahyu/Antara
Dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah dilaporkan jatuh pada Senin (15/6). Hal tersebut disebabkan faktor krisis utang Yunani yang mendorong kenaikan dolar.

Selain itu, terdapat kekhawatiran tentang permintaan minyak di Eropa. Organisasi perdamaian dunia PBB juga tengah memulai pembicaraan untuk membawa perdamaian ke Yaman, di mana Negara Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC) kelas berat Arab Saudi terlibat dalam perang saudara.

Pada akhir bulan depan, Brent turun 1,17 dolar pada 62,70 per barel pada 3.42 GMT. Agustus, Brent turun 57 sen menjadi 64,07 dolar, dengan kerugian lebih sesuai dengan sisa komplekS. Minyak mentah AS Juli turun 36 sen menjadi 59,60 dolar, setelah berayun dari 58,73 ke 59,98 dolar.

Perbandingan antara Brent dan minyak mentah AS itu sangat sedikit, hanya $ 2,96 intraday barel pada Senin. Angka itu tersempit sejak Januari, setelah menyempit dari lebih dari 7 dolar bulan yang lalu, dan lebih dari 8 dolar pada bulan April.

"Brent telah jatuh dari tinggi di atas 66 dolar pekan lalu dan tampaknya menetap di kisaran antara 60 dolar AS dan 65 dolar AS," kata Carsten Fritsch, analis senior minyak dan komoditas di Commerzbank, Frankfurt.

Tidak hanya itu, pasar saham global tercatat jatuh pada hari Senin setelah pembicaraan antara Yunani dan kreditur runtuh pada hari Minggu. Menguatnya dolar membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih mahal bagi konsumen yang menggunakan mata uang lainnya.

"Data AS lemah, tidak membantu prospek minyak," kata Phil Flynn, analis di Harga Futures Group di Chicago.

Produksi industri AS secara tak terduga turun pada bulan Mei. Menurut data yang dirilis pada hari Senin (15/6), dolar dan energi pemotongan belanja yang kuat terus membebani manufaktur dan output pertambangan.

Harga minyak juga dipengaruhi tekanan dari kekhawatiran tentang pasokan kelebihan. OPEC memompa sekitar 2 juta barel per hari (bph) lebih dari yang dibutuhkan, menurut sebagian besar perkiraan industri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement