REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memperingatkan Amerika Serikat terkait rencana penempatan peralatan militer di negara-negara Baltik dan Eropa, Ahad (15/6). Pejabat senior kementerian pertahanan Rusia mengatakan Moskow akan meningkatkan pasukan dan kekuatannya di wilayah sekitar jika AS melaksanakan rencananya tersebut.
Pejabat Rusia, Jenderal Yuri Yakubov berpendapat rencana tersebut akan menjadi gerakan paling agresif sejak Perang Dingin. "Rusia tidak punya pilihan lain selain mendorong pasukan dan kekuatan di sayap baratnya," kata Yakubov, dikutip kantor berita Interfax.
Sebagain langkah awal, tambahnya, Rusia akan menambahkan tank baru, artileri dan unit armada udara di perbatasan barat. Rusia juga berencana menempatkan misil Iskander baru di Kaliningrad dan menambah pasukan di Belarus.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menolak berkomentar. "Tidak ada pernyataan dari AS terkait keputusan tersebut, jadi saya tidak ada komentar untuk sekarang. Kami akan berkomentar hanya jika ada pernyataan," kata Peskov pada jurnalis.
Ia mengatakan pejabat Rusia tidak menghubungi AS terkait rencana. Jika terjadi, ini akan menjadi momentum memburuknya hubungan Moskow dan Barat terkait konflik Ukraina.
Sementara, Polandia dan Lithuania telah mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan pembicaraan dengan Washington terkait penempatan senjata militer berat di wilayah. Peralatan berat tersebut akan disimpan di gudang-gudang yang cukup untuk mempersenjatai 500-750 pasukan.