REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak semua pihak untuk menghentikan pertempuran di Yaman pada awal Ramadhan. Hal ini sebagai langkah untuk mencapai perdamaian.
"Saya mendesak mereka itu, terutama selama Ramadhan yang merupakan masa untuk perdamaian bagi orang-orang, dan berdoa untuk perdamaian. Mereka harus berhenti bertempur," ujar Ban ki Moon seperti dilansir Arab News, Senin (15/6).
Ia menjelaskan, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk mengakhiri pertempuran dan memulai proses nyata perdamaian dan rekonsiliasi. Ini dikarenakan agar tidak terjadi pertempuran seperti di Suriah dan Libya.
Sekjen PBB ini menemui beberapa delegasi yang terlibat dalam pembicaraan di Jenewa. Ia meminta semua pihak berhenti dahulu dari semua jenis kejahatan kemanusian. Minimal dua minggu. Dalam waktu jeda tersebut, proses perdamaian dan rekonsiliasi akan dilakukan.
Kabinet Arab Saudi Kabinet menegaskan dukungan Kerajaan untuk tuntutan pemerintah Yaman yang sah dengan melakukan Deklarasi Riyadh.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassine mengatakan pemerintahnya bisa mendiskusikan gencatan senjata dengan Houthi. Tetapi dengan syarat jika milisi Iran yang didukung menarik diri dari kota, membebaskan lebih dari 6.000 tahanan dan memenuhi resolusi PBB.
"Jika mereka mulai mematuhi resolusi PBB, membebaskan tahanan lebih dari 6.000, termasuk para menteri pertahanan dan lain-lain, jika mereka menarik diri dari Aden dan Taiz dan kota-kota lain dan berhenti membunuh orang yang tidak bersalah, maka rekonsiliasi dapat dibahas," katanya.