REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB merilis laporan resmi internal mengenai pelecehan seksual oleh pasukan penjaga perdamaiannya. Studi menemukan pasukan kerao membayar layanan seks dengan uang tunai, gaun, perhiasan, parfum dan ponsel.
Dilansir Aljzirah Selasa (16/6), laporan PBB itu bocor ke media pekan lalu. Dalam laporan ditemukan pasukan perdamaian kerap menukar sejumlah barang atau uang dengan layanan seksual.
Di Haiti, misi penjaga perdamaian PBB terlibat transaksi seks dengan setidaknya 229 perempuan. Laporan Badan Pengawas Internal PBB mengatakan, para perempuan Haiti melakukan transaksi tersebut untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan.
Seorang wanita yang diperkosa di Haiti 10 tahun lalu, mengatakan pada Aljazirah ia sempat melaporkan serangan tersebut ke PBB. Namun laporan tersebut tak ditanggapi.
"Anak-anak kerap berdiri di sekitar kamp menunggu tentara memberi mereka roti dan kue setiap hari. Jadi saya juga berdiri di sana. Lalu salah satu dari mereka memanggil saya, saya pikir akan diberi makanan. Tapi dia menarik saya, menutup mulut dan memperkosa saya," ujarnya.
Selain di Haiti, laporan mengatakan kasus tersebut juga banyak terjadi di Kongo, Liberia dan Sudan Selatan. Laporan mengatakan ada 480 tuduhan ekspolitasi dan kekerasan seksual yang dilakukan pasukan penjaga perdamaian antara tahun 2008 hingga 2013. Sepertiga dari korban merupakan anak di bawah umur.
Pada Selasa, ulasa utama mengenai laporan ini akan diterbitkan.
PBB saat ini memiliki lebih dari 125 ribu tentara, polisi dan warga sipil yang tergabung dalam misi pasukan penjaga perdamaian. Mereka dikerahkan di 16 operasi di seluruh dunia.